Senin, 17 Maret 2014

TUGAS SOFTSKILL
ILMU BUDAYA DASAR



Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" di Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Definisi budaya dalam pandangan ahli antropologi sangat berbeda dengan pandangan ahli berbagai ilmu sosial lain. Ahli-ahli antropologi merumuskan definisi budaya sebagai berikut:
E.B. Taylor: 1871 berpendapat bahwa budaya adalah: Suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat.
Sedangkan Linton: 1940, mengartikan budaya dengan: Keseluruhan dari pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu.
Adapun Kluckhohn dan Kelly: 1945 berpendapat bahwa budaya adalah: Semua rancangan hidup yang tercipta secara historis, baik yang eksplisit maupun implisit, rasional, irasional, yang ada pada suatu waktu, sebagai pedoman yang potensial untuk perilaku manusia
Lain halnya dengan Koentjaraningrat: 1979 yang mengatikan budaya dengan: Keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Berdasarkan definisi para ahli tersebut dapat dinyatakan bahwa unsur belajar merupakan hal terpenting dalam tindakan manusia yang berkebudayaan. Hanya sedikit tindakan manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang tak perlu dibiasakan dengan belajar.

Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
1. Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.

2. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.

3. Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Contoh dari kebudayaan, khususnya di Indonesia ternyata sangatlah berada dekat dengan kehidupan sehari-hari, misalnya lagu-lagu daerah yang ada disekitar kita, lagu Angin Mamiri yang berasal dari Sulawesi Selatan, lagu Ondel-Ondel yang berasal dari Jakarta, alat musik Angklung  yang juga berasal dari Jakarta, upacara adat seperti Sekaten, Makepung ; Balap Kerbau Masyarakat Bali, Atraksi Debus Banten, Karapan sapi Masyarakat Madura Jawa Timur, Upacara Kasada Bromo dan masih banyak lagi yang merupakan contoh dari kebudayaan yang asli dari Indonesia.
Berikut merupakan penjelasan dari beberapa contoh kebudayaan yang sudah dijelaskan di atas :
a. Makepung
Kalau Madura punya Kerapan Sapi, maka Bali memiliki Makepung. Dua tradisi yang serupa tapi tak sama, namun menjadi tontonan unik yang segar sekaligus menghibur. yang dalam bahasa Indonesia berarti berkejar-kejaran, adalah tradisi berupa lomba pacu kerbau yang telah lama melekat pada masyarakat Bali, khususnya di Kabupaten Jembrana. Tradisi ini awalnya hanyalah permainan para petani yang dilakukan di sela-sela kegiatan membajak sawah di musim panen. Kala itu, mereka saling beradu cepat dengan memacu kerbau yang dikaitkan pada sebuah gerobak dan dikendalikan oleh seorang joki. Makin lama, kegiatan yang semula iseng itu pun berkembang dan makin diminati banyak kalangan. Kini, Makepung telah menjadi salah satu atraksi budaya yang paling menarik dan banyak ditonton oleh wisatawan termasuk para turis asing. Tak hanya itu, lomba pacu kerbau inipun telah menjadi agenda tahunan wisata di Bali dan dikelola secara professional. Sekarang ini, Makepung tidak hanya diikuti oleh kalangan petani saja.

b. Debus
Atraksi yang sangat berbahaya yang biasa kita kenal dengan sebutan Debus, Konon kesenian bela diri debus berasal dari daerah al Madad. Semakin lama seni bela diri ini makin berkembang dan tumbuh besar disemua kalangan masyarakat banten sebagai seni hiburan untuk masyarakat. Inti pertunjukan masih sangat kental gerakan silat atau beladiri dan penggunaan senjata. Kesenian debus banten ini banyak menggunakan dan memfokuskan di kekebalan seseorang pemain terhadap serangan benda tajam, dan semacam senjata tajam ini disebut dengan debus.Kesenian ini tumbuh dan berkembang sejak ratusan tahun yang lalu, bersamaan dengan berkembangnya agama islam di Banten. Pada awalnya kesenian ini mempunyai fungsi sebagai penyebaran agama, namun pada masa penjajahan belanda dan pada saat pemerintahan Sultan Agung Tirtayasa. Seni beladiri ini digunakan untuk membangkitkan semangat pejuang dan rakyat banten melawan penjajahan yang dilakukan belanda. Karena pada saat itu kekuatan sangat tidak berimbang, belanda yang mempunyai senjata yang sangat lengkap dan canggih. Terus mendesak pejuang dan rakyat banten, satu satunya senjata yang mereka punya tidak lain adalah warisan leluhur yaitu seni beladiri debus.
c. Kasada Bromo
Upacara Kasada bromo dilakukan oleh masyarakat Tengger yang bermukim di Gunung Bromo Jawa Timur, mereka melakukan ritual ini untuk mengangkat seorang Tabib atau dukun disetiap desa. Agar mereka dapat diangkat oleh para tetua adat, mereka harus bisa mengamalkan dan menghafal mantera mantera. Beberapa hari sebelum Upacara Kasada bromo dimulai, mereka mengerjakan sesaji sesaji yang nantinya akan dilemparkan ke Kawah Gunung Bromo. Pada malam ke 14 bulan Kasada Masyarakat tengger berbondong bondong dengan membawa ongkek yang berisi sesaji dari berbagai macam hasil pertanian dan ternak. Lalu mereka membawanya ke Pura dan sambil menunggu Dukun sepuh yang dihormati datang mereka kembali menghafal dan melafalkan mantera, tepat tengah malam diadakan pelantikan dukun dan pemberkatan umat dipoten lautan pasir gunung bromo. Bagi masyarakat Tengger, peranan Dukun adalah sangat penting. Karena mereka bertugas memimpin acara – acara ritual, perkawinan dll.
Sebelum lulus mereka diwajibkan lulus ujian dengan cara menghafal dan lancar dalam membaca mantra mantra. Setelah Upacara selesai, ongkek – ongkek yang berisi sesaji dibawa dari kaki gunung bromo ke atas kawah. Dan mereka melemparkan kedalam kawah, sebagai simbol pengorbanan yang dilakukan oleh nenek moyang mereka. Didalam kawah banyak terdapat pengemis dan penduduk tengger yang tinggal dipedalaman, mereka jauh jauh hari datang ke gunung bromo dan mendirikan tempat tinggal dikawah gunung Bromo dengan harapan mereka mendapatkan sesaji yang dilempar. Penduduk yang melempar sesaji berbagai macam buah buahan dan hasil ternak, mereka menganggapnya sebagai kaul atau terima kasih mereka terhadap tuhan atas hasil ternak dan pertanian yang melimpah.
KECENDERUNGAN BERTAHAN DAN BERUBAHNYA KEBUDAYAAN
Kebudayaan akan terus hidup manakala masyarakat mau mempertahankannya, sebaliknaya kebudayaan akan musnah jika masyarakat tidak lagi menggunakannya.

Dalam mempelajari kebudayaaan selalu harus diperhatikan hubungan antara unsur- unsur yang mempengaruhi budaya itu cenderung bertahan atau berubah dan situasi serta kondisi yang dialami oleh masyarakat yang bersangkutan.



Unsur- unsur penyebab kecenderungan bertahannya suatu budaya antara lain:
1. Unsur Idiologi
Idiologi merupakan kumpulan, gagasan, serta tatanan yang baik dalam kehidupan masyarakat dan bernegara. Idiologi adalah jiwa dan kepribadian bangsa yang menyebabkan suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain. Idiologi digunakan sebagai pedoman hidup suatu bagsa. Dengan demikian, unsur idiologi ini kecenderungan tetap bertahan karena sudah diyakini kebenarannya oleh suatu masyarakat atau bangsa.

2. Unsur Kepercayaan / Religi
Semua aktivitas manusioa yang berhubungan dengan kepercayaan / religi didasarkan pada suatu keyakinan akan suatu kebenaran (keimanan). Oleh karena itu unsur kepercayaan atau religi ini cenderung tetap bertahan karean menyangkut keyakinan, krpatuhan, atau keimanan yang diyakini.

3. Unsur Seni
Seni adalah sesuatu yang bersifat indah, seni melahirkan cinta kasih, kasih sayang, kemesraan, pemujaan, baik terhadap Tuhan, maupun terhadap sesama manusia.

Pengungkapan rasa seni dapat melalui musik, tari, lukis, sastra, dan sebagainya, sebagai hasil cipta, karsa, manusia yang cenderungbertahan dari masa ke masa.

4. Unsur Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi, penghubung suatu maksud antar manusia, dari bahasa kita dapat mengungkapkan apa yang kita inginkan.
Komponen
Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli antropologi Cateora, yaitu :
Ø  Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
Ø  Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
Ø  Lembaga social
Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karier
Ø  Sistem kepercayaan
Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.
Ø  Estetika
Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saj harus meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya menggunakan cara tersebut.
Ø  Bahasa
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.


SIFAT BUDAYA DAN KECENDERUNGANNYA
A. SIFAT-SIFAT BUDAYA
Kendati kebudayaan dimiliki oleh setiap masyarakat itu tidak sama, seperti di Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa yang berbeda, tetapi setiap kebudayaan memiliki ciri dan sifat yang sma. Sifat tersebut bukan diartikan secara spesifik, melainkan bersifat universal. Dimana sifat-sifat budaya itu memilki ciri-ciri yang sama bagi setiap kebudayaan manusia tanpa membedakan faktor ras, lingkungan alam, atau pendidikan. Yaitu sifat hakiki yang berlaku bagi setiap budaya dimanapun juga.

Sifat hakiki dari kebudayaan tersebut, antara lain:
1. Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.
2. Budaya telah ada terlebih dahulu dari pada lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usua generasi yang bersangkutan.
3. Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dlam tingkah laku.
4. Budaya mencakup peraturan-peraturan yang berisi kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan, yang diterima atau ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang, dan tindakan-tindakan yang diijinkan.

Sifat hakiki tersebut menjadi ciri setiap budaya. Akan tetapi, apabila seseorang atau sekelompok orang yang memahami sifat hakiki yang esensial, terlebih dahulu ia harus memecahkan pertentangan-pertentangan yang ada didalamnya.

BUDAYA DIMILIKI BERSAMA OLEH SUATU KELOMPOK
Sebagaimana telah dijelaskan, masyarakat sebagai wadah dan dan budaya sebagai isi merupakan kesatuan yang dapat dipisahkan dan merupak dua komponen yang bersatu. Setiap masyarakat memilki budaya dan setiaop budaya pasti ada masyarakat yang memilikinya. Masing-masing masyarakat seringkali memiliki budaya yang bersifat khas, yaitu hanya dimilki masyarakat tersebut.

Ciri khas perbedaan itu disebabkan oleh perbedaan latar belakang masyarakat yang bersangkutan. Faktor-faktor penyebab perbedaan itu antara lain:


1. Faktor Alam
Faktor alam atau lingkungan geografis ialah faktor letak tata bumi, iklim, dan faktor alam lainya. Faktor alam ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan budaya. Misalnya musik angklung, suling, dan calung pertama kali berasl dari Jawa barat karena alam Jawa Barat menyediakan banyak bambu.

2. Faktor Kebiasaan
Kebiasaan yang ada disuatu masyarakat berbeda satu dengan yang lainnya, kadangkala apa yang boleh dalam masyarakat tertentu dilarang oleh masyarakat lain. Misalnya di Jepang mengeluarkan bunyi desis dari mulut dianggap sebagai tanda penghargaan terrhadap orang yang memunyai derajat sosial yang lebih tinggi, sebaliknya di Inggris mengeluarkan bunyi desis dari mulut dianggap penghinaan.

3. Faktor Kedaerahan
Faktor kedaerahan melahirkan budaya- budaya khusus (sub kultur) pada masyarakat yang tinggal didaerah berlainan satu sama lain. Misalnya kebiasaan yang berlaku pada masyrakat sunda akan berbeda dengan kebiasaan yang berlaku pada masyarakat Minahasa, Padang, dan sebagainya.

4. Pelapisan sosial
Pelapisan sosial atau strata sosial dapat mempengaruhi perbrdaan kebudayaan golongan masyarakat, misalnya dulu golongan ningrat akan berneda tutur kata, berpakaian dengan golongan rakyat biasa masa sekarang juga antara kelas menengah keatas akan berbeda cara bersikap, bergaul, berpakaian dengan orang kebanyakan.

BUDAYA DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP MANUSIA
Budaya berfungsi membantu manusia memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup manusia terdiri atas kebutuhan biologis, kebutuhan sosial, dan kebutuhan psikologis. Manusia mempunyai berbagai kebutuhan aga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Selain itu, kebutuhan manusia muncul sebagai upaya manusia untuk memanfaatkan lingkungan.

Kebutuhan manusia akan berbeda sesuai dengan tempat, waktu, situasi, dan kondisi. Kebutuhan di desa akan berbeda dengan kebutuhan di kota, kebutuhan pada waktu musim hujan akan berbeda dengan kebutuhan pada waktu musim kemarau, dan sebagainya.

1. Kebutuhan Biologis
Kebutuhan biologis mutlak harus dipenuhi manusia, artinya jika kebutuhan biologis ini tidak terpenuhi maka organ tubuh manusia akan terganggu, bahkan bisa meninggal dunia.

Kebutuhan biologis mencakup:
a. Makan dan minum
b. Istirahat
c. Buang air besar dan kecil
d. Perlindungan dari iklim dan cuaca
e. Pelepasan dorongan seksual
f. Kesehatan yang baik

Dalam upaya memenuhi kebutuhan biologis, manusia yang satu harus memperhatikan kepentingan manusia yang lain.

2. Kebutuhan sosial
Untuk memudahkan tercapainya kebutuhan biologis, manusia memerlukan kebutuhan social. Kebutuhan sosial antara lain:
a. Kegiatan bersama
Dalam kehidupan di masyarakat, manusia tidak bisa hidup sendiri, karena pasti membutuhkan manusia yang lain. Oleh sebab itu, manusia menciptakan kegiatan bersama untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sejak dulu manusia tidak bisa hidup sendiri, karenanya manusia disebut makhluk sosial.

b. Berkomunikasi dengan sesama
komunikasi antar manusia dapat dilakukan baik dengan lisan, tulisan, maupun isyarat. Tanpa kemampuan komunikasi dengan sesama, manusia akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, proses berkomunikasi telah dilakukan pada anak-anak sejak usia balita demi pertumbuhan fisik dan mentalnya.

c. Keteraturan sosial dan kontrol sosial
Keteraturan sosial dan kontrol sosial sangat dibutuhkan manusia sebagai warga masyarakat. Keteraturan sosial akan menciptakan suatu masyarakat yang tertib, aman, dan tenteram. Keteraturan ini akan tercapai apabila semua anggota masyarakat bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada. Untuk menjaga keteraturan sosial diupayakan adanya kontrol sosial. Kontrol sosial dapat dilakukan antarmanusia, baik sebagai individu maupun kelompok.

d. Pendidikan
Agar kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat terlaksana, pedidikan sangat dibutuhkan. Pendidikan dapat membuka mata dan hati serta wawasan menuju kearah kehidupan yang lebih baik.

3. Kebutuhan Psikologis
Kebutuhan psikologis meliputi hal-hal berikut:
a. Rileks atau santai
Rileks atau santai pengendoran ketegangan, merupakan kebutuhan psikologis untuk menghilangkan kejenuhan dan berfungsi sebagai penyegar (refreshing) kehidupan manusia.

Manusia dalam melakukan aktivitasnya sering mengalami kelelahan dan kejenuhan, oleh karena itu manusia perlu bersantai agar semangatnya timbul kembali, misalnya menikmati pemandangan alam, menikmati music, dan sebagainya.

b. Kasih sayang
Kasih sayang, cinta dan kemesraan selalu dibutuhkan manusia sebagai makhluk sosial. Manusia ingin disayangi dan ingin menyayangi. Wujud kasih sayang ini dapat melahirkan kreativitas manusia, manusia punya semangat hidup karena cinta dan kasih sayang. Karena itu kasih sayang, cinta dan kemestaan adalah kebutuhan psikologis manusia.

c. Kepuasan altruistik
Kepuasan altruistik adalah suatu kepuasan manusia untuk berbuat baik atau berbakti kepada orang lain, kepada suatu ide,atau suatu cita-cita.

d. Kehormatan
Ukuran kehormatan terlepas dari ukuran kekayaan atau kekuasaan, namun demikian dari kekayaan dan kekuasaan kadangkala melahirkan kehormatan. Kehormatan biasanya lahir dari kewibawaan, kebajikan kearifan seseorang, karena itu orang yang paling dihormati atau di segani biasanya mendapat tempat pada lapisan atas sehingga mereka sering menjadi pemimpin atau pemangku adat.

e. Kepuasan Ego
Kepuasan ego terwujud jika seseorang merasa puas setelah berhasil mencapai cita-cita, keinginan, dan sebagainya.
PENGARUH BUDAYA TERHADAP LINGKUNGAN
Budaya yang di kembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari masyarakat yang tampak dari luar, artin6ya orang asing dapat melihat kekhasan budaya suatu daerah/kelompok. Dengan menganalisa pengaruh dan akibat budaya dan lingkungan, seseorang dapat mengetahui suatu lingkungan berbeda dengan lingkungan yang lainya dan tentu menghasilkan kebudayaan yang berbeda.

Beberapa Variavel yang berhubungan dengan masalah kebudayaan dan lingkungan:
a) Physical Environtment, menunjuk kepada lingkungan natural
b) Cultural Social Environment, Meliputi aspek-aspek kebudayaan beserta proses sosialisasi
c) Environmental Orientation and Representation, Mengacu kepada persepsi dan kepercayaan kognitif yang berbeda pada setiap masyarakat mengenai lingkungannya.
d) Enviromental Behavior and Process, meliputi bagaimana masyarakat menggunakan lingkungan dalam hubungan sosial
e) Out Carries Product, meliputi hasil tindakan manusia seperti membangun rumah, komunitas,dan sebagainya.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kebudayaan yang berlaku dan dikembangkan dalam lingkungan tertentu berimplikasi terhadap pola tata laku, norma, nilai, dan aspek kehidupan lainnya yang akan menjadi ciri khas suatu masyarakat dengan masyarakat lainya.
Opini :
Negara kita Indonesia mempunyai kebudayaan yang banyak dan beragam  karena mempunyai 742 bahasa daerah dan 34 provinsi dengan adat yang berbeda. Sangking banyaknya kebudayaan kita sampai-sampai banyak kebudayaan yang terlantar dan hampir hilang dari lingkungan masyarakat, sebagai contoh seperti reog ponorogo dan batik yang di klaim di Negara sebrang . tindakan pengklaiman dari Negara tetangga itu merupakan bukti bahwa budaya kita banyak disukai di Negara lain, bisa dilihat seperti pemerintah Africa selatan Nelson Mandela yang sudah wafat sekarang, dia yang merupakan presiden dari Negara Africa justru menyukai batik dari Negara kita, sementara sebagian dari kita justru ada yang enggan bila memakai batik, lucu bukan? . banyak anak muda sekarang yang sudah dirusak oleh budaya luar yang negatif . sudah menjadi tugas pemerintah untuk melindungi dan melestarikan budaya Indonesia, tapi bukan hanya pemerintah saja, kita juga sebagai masyarakat Indonesia itu sendiri harus melestarikanya juga. Kalau bukan kita, siapa lagi ? . Semoga budaya kita bisa lebih mendunia dan disukai oleh Negara lain dan semangat rasa Nasionalisme kita pun menjadi lebih besar .

REFRENSI


Tidak ada komentar:

Posting Komentar